Merindukan Purnama

Ketika senja berpamitan
Aku kembali terlelap dalam angan-angan
Beranda tua senantiasa menjadi saksi 
Akan kesendirian yang hampa 
Merenungi dan meratapi jiwa yang terlena 

Angin malam kembali menyapa 
Membisikkan bahasa kalbu yang tak ku mengerti 
Hati kembali bertanya "kemana purnama yang indah dulu?" 
Purnama yang memancarkan cahaya cinta 
Hingga menebus rongga dada 

Yang kini purnama itu menjadi buram 
Pantulan cahayanya meredup 
Jejak-jejak luka pun semakin meraja 
Bahkan rindu pun menjadi isyarat yang tak bermakna 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hanya Ingin Bersama Dengan-Mu

Selamat Pagi

Kepada Fajar