Cerita Lama Yang Teringat Kembali
Kepedihan telah membawa jari-jariku mengepal dinding batu terjal. Ia gantungkan rasa perih itu pada tali penyangga. Tidak ada lagi rasa takut yang aku takutkan. Bahkan rasa takut kehilangan kini menjelma menjadi keberanian untuk menghadapi apa pun. Aku lelah, aku lemah, aku tak sanggup bertahan, bagiku dia adalah masalalu yang harus dilupakan. Bagiku cinta pernah datang kemudian menusuk mati segala harapan. Melupakan seseorang yang pernah meninggalkan kesan begitu dalam di hidup kita memang sangat sulit tetapi aku tidak boleh larut dalam mengingat kenangan masa lalu itu.
Waktu menunjukkan pukul 01.00 mataku terjaga semalaman itu karena aku memikirkan sesuatu yang tak layak untuk dipikirkan, sesuatu yang harus segera dihapus dan dilupakan. Aku tidak mau memikirkan ini bahkan sampai tidak tidur. Dia adalah masalaluku yang kelam. Dia adalah pacarku semasa SMA. Panggil saja dia Ramli. Aku dan dia putus sejak 1 tahun yang lalu sewaktu pesta perpisahan di SMA. Sejak saat itu aku tidak pernah melihat dan saling menanyakan kabar dengan dia. Akhirnya, aku mendapatkan informasi tentang dia dari sahabat aku yang bekerja di salah satu hotel di salah satu kota yang agak jauh dari kota tempat tinggalku dan ternyata sekarang dia bekerja di salah satu kantor usaha perjalanan wisata sebagai seorang guide.
Hari jumat 14 februari 2020 bertepatan dengan hari valentine aku dan temanku Vira menghadiri pesta pernikahan teman kami dan dia pun ikut hadir dalam acara tersebut. Pikiran sibuk menerka-nerka apa yang akan terjadi nanti ketika aku bertemu dengan dia. Sepanjang perjalanan aku terus memikirkan tentang Ramli, apakah dia masih ingat denganku atau tidak.
Hari jumat 14 februari 2020 bertepatan dengan hari valentine aku dan temanku Vira menghadiri pesta pernikahan teman kami dan dia pun ikut hadir dalam acara tersebut. Pikiran sibuk menerka-nerka apa yang akan terjadi nanti ketika aku bertemu dengan dia. Sepanjang perjalanan aku terus memikirkan tentang Ramli, apakah dia masih ingat denganku atau tidak.
Setibanya kami di kampung tempat pesta tersebut, kami langsung masuk ke aula tempat gelarnya pesta dan berjabat tangan dengan kedua pengantin. Setelah jabat tangan, seorang bapak tua mengarahkan kami menuju tempat duduk. Ketika aku dan Vira hendak duduk, aku kaget melihat Ramli yang duduk di belakangku. Aku menyapanya dengan senyuman dan dia pun membalas sapaanku dengan senyuman pula. Kebetulan di sampingku ada kursi yang kosong dan dia pun duduk di sampingku. Ramli pun menyapaku dengan memanggil namaku.
‘Hey.. Serli’ sapanya sembari memberikan senyuman manisnya yang membuat aku terpikat. Dia bertanya lagi
‘bagaimana kabarmu..?’ aku pun menjawabnya sembari memberikan senyuman
‘kabarku baik, bagaimana dengan kamu..?’ aku pun menanyakan kabarnya
‘Kabarku juga baik, menurutku kamu sedikit berbeda Serli kamu agak kurusan, tambah tinggi dan makin cantik tentunya..’ dia pun mulai merayuku.
‘kamu tidak berubah ya masih saja suka ngegombalin cewek.. ehhmm kudengar kamu sudah punya pacar ya?’ dia pun menjawab pertanyaan dengan ragu-ragu mungkin dia pikir aku akan marah kalau aku tau dia pacar dengan teman kelasku dulu. Sebenarnya aku sudah mengetahui hal itu dari Vira.
‘Ia sudah.. kamu pasti tau ..?’
‘siapa…?’ aku hanya pura-pura tidak tau.
Aku hanya sedikit kaget dengan kenyataan ini sendiri Ramli pacaran sama teman dekatku sendiri, jujur di sana masih ada rasa cemburu, aku benar-benar tidak tahan dengan rasa cemburu dan sakit hati ini, aku tak menyangka sahabat karibku mencintai Ramli dan itu bermula sejak kami pacaran dulu. Aku benar tak kuat menahan rasa ini, rasa akan kesakitan yang teramat dalam.
Jam menunjukkan pukul 22.30 aku dan Vira segera bergegas ke parkiran untuk mengambil motor untuk kembali ke Ruteng tanpa pamit dengan Ramli dan kedua pengantin, karena kami buru-buru harus ke rumahnya Vira kebetulan di rumahnya lagi ada acara. Saat itu aku sadar bahwa cinta pertama itu tidak akan kemana mana dia selalu tinggal di hati kita, tidak ada kebahagiaan lagi di hatiku, kini cerita lama yang sudah kulupakan kembali teringat.
Sekian
Komentar
Posting Komentar