Sekilas Tentang Kritik Sastra

Sekilas Tentang Kritik Sastra 
           Istilah “kritik” (sastra) dari bahasa Yunani yaitu krites yang berarti “hakim”. Krites sendiri berasal dari krinein “menghakimi”; kriterion yang berarti “dasar penghakiman” dan kritikos berarti “hakim kesustraan”. kritik sastra dapat diartikan sebagai salah satu objek studi sastra (cabang ilmu sastra) yang melakukan analisis, penafsiran, dan penilain terhadap teks sastra sebagai karya seni. Menurut Graham Hough (1966:3) bahwa kritik sastra itu bukan hanya terbatas pada penyuntingan dan penetapan teks, interpretasi, dan pertimbangan nilai, melainkan kritik sastra meliputi masalah yang lebih luas tentang apakah kesusastraan itu, untuk apa, dan bagaimana hubungannya dengan masalah-masalah kemanusiaan yang lain. 
            Jadi, dapat disimpulkan bahwa kritik sastra adalah salah satu objek studi sastra (cabang ilmu sastra) yang melakukan analisis, penafsiran, dan penilain terhadap teks sastra. Ada cukup banyak jenis krtik sastra yang bisa kita pelajari, seperti : 
• Kritik yudisial adalah kritik yang mengemukakan sebuah penilain maupun penghakiman dari sebuah karya sastra dan menghubungkannya dengan norma maupun teknik penulisan karya tersebut. 
• Kritik induktif  adalah kritik yang memiliki tujuan untuk mengumpulkan sejumlah fakta-fakta yang berhubungan dengan sebuah karya seni, metode, maupun waktu penciptaan. 
Ini hanya beberapa jenis kritik sastra yang bisa kita pelajari. 

Fungsi Kritik Sastra 
            Untuk fungsi dari kritik sastra ini sendiri diantaranya sebagai berikut: 
 Digunakan untuk pengembangan ilmu sastra. Hal ini menyatakan bahwa karya sastra tidak dapat dianalisis, digolongkan bahkan dinilai tanpa adanya prinsip dari kritik sastra itu sendiri. 
 Digunakan untuk pengembangan kesusastraan yang memberikan sebuah kejelasan tentang karya sastra seperti baik atau buruknya sebuah karya sastra. 
 Digunakan untuk penerangan bagi masyarakat sendiri agar mereka bisa melakukan analisis, menguraikan, menginterpretasi dan juga menilai karya sastra agar masyarakat bisa mengambil kesimpulan sendiri dari karya sastra. 
jadi, itulah sedikit penjelasan berkaitan dengan kritik sastra. Berikut saya akan menampilkan contoh kritik sastra. 

Kritik karya sastra 
Puisi “Derai-derai Cemara” karya Chairil Anwar 
Cemarah menderai sampai jauh
Terasa hari akan jadi malam
Ada beberapa dahan ditangkap merapuh 
Dipukul angin yang terpendam 

Aku sekarang orangnya bisa tahan 
Sudah beberapa waktu bukan kanak lagi 
Tapi dulu memang ada satu bahan 
Yang bukan dasar perhitungan kini 

Hidup hanya menunda kekalahan 
Tambah terasing dari cinta sekolah rendah 
Dan tahu, ada yang tidak diucapakan 
Sebelum pada akhirnya kita menyerah

 Kritik sastra puisi “derai-derai cemara” karya Chairil Anwar 
            Tema yang digunakan dalam puisi ini adalah tentang perubahan yang terjadi pada diri seseorang atau manusia yang terpisah dari kehidupan di masa lalunya. Dalam puisi ini juga pilihan kata yang digunakan sangat sederhana, sehingga pembaca mudah memahami isi dari puisi ini dan pembaca juga seolah-olah merasakan apa yang dialami oleh pengarang. Puisi ini menggunakan tipografi atau perwajahan berbentuk larik atau baris dalam puisi juga dapat menambah aspek kekuatan makna dan ekspresif penyair. Puisi “derai-derai cemara” ini terdiri dari tiga bait, dan setiap baitnya terdiri dari empat larik. 
             Puisi sangat cocok untuk dibaca oleh semua kalangan karena pada saat ini masyarakat cendrung bekerja keras tetapi lupa pada penciptannya. Puisi ini dapat mengajarkan kepada kita bahwa sesungguhnya sekeras apapun kita berusaha tetap saja semua jalan hidup dan keputusan Tuhan yang menentukan. Dalam puisi ini juga terkandung nilai-nilai yang bisa kita petik yaitu nilai moral, dimana kita berusaha untuk  menggapai cita-cita atau apa saja yang kita inginkan. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hanya Ingin Bersama Dengan-Mu

Selamat Pagi

Kepada Fajar