Mimpi Yang Menjadi Kenyataan

         Waktu menunjukkan pukul 00.30, aku terbangun dari tidurku yang lelap hanya karena mimpi buruk. “Kenapa mimpiku malam ini sangat buruk” ujarku. Aku terdiam sejenak untuk memenangkan diriku, aku hanya berpikir bahwa mimpi adalah bunga tidur dan itu tidak akan menjadi kenyataan, setelah itu mencoba tidur kembali. Ayam berkokok dan fajar menyingsing, mentari pagi yang sangat cerah datang menghampiriku, di saat aku terdiam dalam lamunanku memikirkan tentang mimpi yang ku alami, tiba-tiba ibu datang “ sela, ada apa denganmu, nak” ujar ibu dengan penuh perhatian, aku langsung memeluk ibu dan memberitahukan tentang mimpiku. Aku berkata “ibu, semalam aku mimpi buruk” dengan rasa takut, “mimpi apa sayang?” tanya ibu dengan manis. “aku bermimpi bahwa kakek sakit, lalu tak lama kakek meninggal bu” ujarku dengan sedikit rasa takut, lalu ayah datang menghampiri kami “ada apa ini, kok malah debat, ayo sarapan dulu, ibu dan sela di ajak sarapan dulu” ujar ayah, “iya, iya” jawab ibu. 
         Akhirnya kami pergi ke ruang makan untuk  sarapan, seusai sarapan, “ayah” ujar ku, “iya sayang, ada apa? tanya ayah, “ayah, sela ingin ke rumah kakek dan nenek, boleh kan, yah?” ujarku dengan nada pelan, “tentu boleh dong sayang, ayo kita siap-siap pergi” jawab ayah, “hore, kita pergi ke rumah kakek, hore, hore” jawabku dengan senang, “ada apa ini kok ramai sekali” tanya ibu, “ini bu, sela ingin ke rumah kakek” jawab ayah, “ibu siap-siap dulu” ujar ibu. Waktu di perjalanan menuju rumah kakek, aku sangat menikmati pemandangan yang indah sekali, udaranya masih sejuk. Sesampainya di rumah kakek, ternyata mimpiku memang benar-benar nyata, sekarang kakek sedang sakit. “ibu, ada apa dengan mimpiku?” tanyaku, “tidak ada apa-apa, mungkin mimpi sela kebetulan saja” jawab ibu, “tapi, bu?” ujarku, “sudah-sudah, sekarang sela lihat keadaan kakek saja ya” ujar ayah, “iya yah” jawabku. 
“kakek, kakek, sela kangen banget sama kakek” ujarku dengan sedih, karena melihat keadaan kakek. “sela, kakek juga kangen sama sela”jawab kakek dengan suara lirih dan lemas, “kakek cepat sembuh ya” ujar sela, “iya” jawab kakek. 
          Tiba-tiba nafas kakek tersengah-sengah, aku pun berteriak “ayah…ibu… nenek.. kakek…kakek” teriakku, “ sela, ada apa dengan kakek “tanya ayah, “ayah, kita bawa kakek ke rumah sakit saja” ujar ibu, “iya bu” jawab ayah. Sesampainya di rumah sakit, kakek langsung di periksa, setelah dokter keluar dari ruang periksa, “dok bagaimana keadaan suami, saya?” tanya nenek, “maaf bu, suami ibu mengidap penyakit asam lambung yang sangat tinggi” jawab dokter “pak dokter, apakah saya boleh masuk” tanyaku, “boleh tapi ingat jangan membuat gaduh ya” jawab dokter. 
           Aku, ibu, nenek dan ayah masuk ke ruang periksa untuk melihat keadaan kakek, tiba-tiba kakek memanggil nenek dan memberikan pesan terakhirnya untuk nenek, lalu kakek menutup akhir hidupnya dengan banyak kenangan kebaikan-kebaikannya. Hari itu merupakan hari yang paling buruk untukku seseorang menjadi motivator dan menjadi penyemangatku pergi meninggalkan ku selamanya. Kami sekeluarga hanya bisa menerima dengan iklas  dan berdoa untuk keselamatan jiwanya. Tetapi dalam hati kecilku selalu bertanya ada apa dengan mimpiku? Kenapa mimpiku menjadi kenyataan? 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hanya Ingin Bersama Dengan-Mu

Selamat Pagi

Kepada Fajar